HARIANINDONESIA.COM – Mau atau tidak nama maskapai penerbangan Sriwijaya Air ikut terseret dalam berbagai pemberitaan tentang kasus korupsi PT Timah Tbk.
Pendiri Maskapai Penerbangan Sriwijaya Air, Hendry Lie termasuk satu dari lima tersangka baru kasus dugaan korupsi tata kelola niaga timah PT Timah Tbk (TINS).
Penetapan tersangka dilakukan Kejaksaan Agung pada Jumat (26/4/2024) malam.
Kendati demikian, Hendry Lie ditetapkan sebagai tersangka dalam kapasitasnya sebagai pengusaha, sekaligus beneficiary owner PT Tinindo Internusa (TIN).
Baca Juga:
Update Harga Redmi 13C Terbaru di 11.11 Blibli
Temukan Segala yang Perlu Anda Ketahui tentang Handphone Terkini di TheGetSmartBlog!
URPILIBROS – Toko Buku Online Termurah, Tempat di Mana Setiap Buku Bercerita
Tersangka dari perusahaan yang sama yaknni Fandy Lingga (FL) sebagai marketing.
“Berperan untuk pengkondisian pembiayaan kerja sama penyewaan alat peleburan timah.”
“Membentuk perusahaan boneka yaitu CV BPR dan CV SMS,” ujar Dirdik Jampidsus Kejagung RI Kuntadi.
Sejarah Sriwijaya Air
Baca Juga:
Dampak Pemilu AS Positif, CSA Index Terus Naik Menunjukkan Kepercayaan Investor
Sempat Sebut Punya Kesamaan Visi dengan Hari Tanoesoedibjo, TGB Putuskan Mundur dari Perindo
Respons Positif Kabinet Prabowo, CSIS Sebut Kementerian dan Lembaga Punya Portofolio Lebih Khusus
Dikutip dari laman resmi Sriwijayaair.co.id pada Senin pagi (29/4/2024 nama Hendy Lie masih terpampang sebagai salah satu komisaris PT Sriwijaya Air.
PT Sriwijaya Air merupakan perusahaan swasta yang didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim.
Sriwijaya Air memulai bisnisnya dengan satu Boeing 737-200. Beberapa ahli yang ikut merintis berdirinya Sriwijaya Air adalah:
Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suwarsono dan Joko Widodo.
Baca Juga:
5 Alasan Kenapa Botanicals Essential Body Wash Bikin Wangi Sepanjang Hari
Daftar Lengkap Menteri dan Pimpinan Lembaga, Presiden Prabowo Subianto Umumkan Kabinet Merah Putih
Kaji Eks Perusahaan Adaro, Kideco, dan Arutmin, Muhammasiyah Siap Kelola Beberapa Titik Tambang
Pada tahun 2003, tepat pada Hari Pahlawan tanggal 10 November, Sriwijaya Air memulai penerbangan pertamanya.
Dari Jakarta ke Pangkal Pinang, Jakarta ke Palembang, Jakarta ke Jambi, dan Jakarta ke Pontianak.
Saat ini Sriwijaya Air Group memiliki 48 pesawat Boeing dengan total 53 rute.
Termasuk rute regional Medan-Penang dan rute internasional lainnya.
Guna mengembangkan rute dan pangsa pasar, Sriwijaya Air juga menambah Boeing 737-800 Next Generation (NG) dan Boeing 737-900 Extended Range (ER).
Untuk pemeliharaan armada, Sriwijaya Air memiliki perjanjian dengan Garuda Maintenance Facility (GMF)
GMF menjadi penyedia pemeliharaan terpercaya di Indonesia dengan standar internasional.
Kerja sama ini memberikan Sriwijaya Air keamanan dan kenyamanan optimal.
Selain itu, tim kami di Sriwijaya Air terampil, ramah, dan dapat diandalkan.***