BISNISNEWS.COM – Setiap perjuangan perlu diapresiasi, termasuk dalam membuat masyarakat sekitar hidup berdikari.
Inilah yang terjadi pada Elsa Padidi.
Wanita ini sukses mengembangkan usaha kriya bersama masyarakat di sekitar tempat tinggalnya di Jalan Poros Telkomas Lr. 1 RT.005/RW.004 Kecamatan Biringkanaya Makassar, Sulawesi Selatan.
Berkat kegigihannya dalam berbisnis, Elsa tidak hanya mampu menjadi sosok perempuan yang tangguh, namun juga menggerakkan perempuan-perempuan di desanya berdikari lewat Klaster Usaha Rumah Anyamandiri.
Baca Juga:
Sempat Sebut Punya Kesamaan Visi dengan Hari Tanoesoedibjo, TGB Putuskan Mundur dari Perindo
Respons Positif Kabinet Prabowo, CSIS Sebut Kementerian dan Lembaga Punya Portofolio Lebih Khusus
5 Alasan Kenapa Botanicals Essential Body Wash Bikin Wangi Sepanjang Hari
“Nama Rumah Anyamandiri merepresentasikan para perajin anyaman yang diharapkan suatu saat dapat menjadi pengrajin yang berdikari.”
“Logo berupa gambar bunga eceng gondok yang indah, keindahannya menginspirasi penganyam, agar dapat menghasilkan sesuatu yang indah dari tangkai eceng melalui kreasi tangan orang-orang kreatif,” jelas Elsa.
Diakuinya, Eceng gondok sangat berlimpah di Makassar, tanaman ini bahkan kerap menjadi hama.
Ia kemudian berpikir bagaimana caranya mengubah eceng gondok ini agar lebih bernilai sekaligus memberdayakan ibu rumah tangga di sekitar.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Menteri dan Pimpinan Lembaga, Presiden Prabowo Subianto Umumkan Kabinet Merah Putih
Kaji Eks Perusahaan Adaro, Kideco, dan Arutmin, Muhammasiyah Siap Kelola Beberapa Titik Tambang
Di Rumah Anyamandiri inilah, tumbuhan eceng gondok yang dianggap hama bisa menjadi suatu kerajinan yang bernilai dan dapat menunjang ekonomi rumah tangga.
Elsa menambahkan, Ia bersama kelompoknya telah mengikuti pelatihan pemanfaatan bahan menjadi bernilai rupiah yang diadakan oleh PKK Kecamatan Biringkanaya Makassar.
Selain itu, Elsa juga pernah mengikuti pelatihan kriya di Yogyakarta dan membagikan ilmunya ke tetangga dan ibu-ibu rumah tangga di Makassar.
Berkembang Berkat Program Klasterkuhidupku BRI
Pada 2017 Elsa bersama masyarakat sekitar membentuk kelompok usaha kriya bernama Rumah Anyamandiri.
Baca Juga:
Kader PDI Perjuangann Pramono Anung Bertemu dengan Prabowo Subianto, Begini Penjelasan Puan Maharani
Ingin Himpun Seluruh Kekuatan Bangsa untuk Kompak dan Bersatu, Prabowo Subianto Hadiri Rakornas PKB
Sekitar 16 Pengusaha Pertambangan Bentuk Konsorsium untuk Investasi di di Ibu Kota Nusantara
Di tahun 2019, Klaster Usaha Rumah Anyamandiri ikut bergabung dalam Program Klasterku Hidupku dari BRI.
Program tersebut menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya.
Lewat berbagai kegiatan pendampingan yang tidak hanya berupa modal usaha, tetapi juga berbagai pelatihan dan pemberdayaan lainnya, Klaster Usaha Rumah Anyamandiri kini kian sukses mengembangkan produk usaha kriyanya.
“Kami mendapatkan banyak fasilitas dari BRI. Hampir semua pengrajin telah memanfaatkan fasilitas KUR.”
“Kami juga difasilitasi berbagai bantuan sarana dan prasarana dari BRI pada 2023 kemarin, untuk merenovasi Gallery Shop.”
“Kami juga difasilitasi memasarkan produk usaha binaan dan klaster lewat marketplace Localoka dan benar-benar mendapatkan banyak bantuan baik dari BRI,” tutur Elsa.
Kini Klaster Usaha Rumah Anyamandiri sudah memiliki 20 pengrajin aktif, yang terdiri dari 10 orang produksi anyaman, sementara sisanya berperan juga sebagai pengepul bahan baku.
“Daerah kami berada di batas kota Makassar dan sebagian besar para suami atau laki-laki di desa kami berprofesi sebagai petani dan tukang ojek keliling.”
“Dengan adanya klaster usaha Rumah Anyamandiri, ibu rumah tangga jadi memiliki penghasilan tambahan bagi keluarga hingga menggerakkan perekonomian desa,” jelasnya.
Produk-produk yang sudah dihasilkan oleh pengrajin antara lain, keranjang, tikar, kemudian merambah ke tas, tempat tisu, tempat sampah, keranjang cucian, hingga sandal.
Hingga pada 2019 pemasaran produk Kelompok Rumah Anyamandiri telah bermitra dengan beberapa hotel di Makassar.
Selain itu dipasarkan juga seperti ke Jakarta hingga Papua.
Untuk semakin memperluas pemasaran, sampel produk Rumah Anyamandiri juga dikirim ke beberapa negara, seperti Mesir, Vietnam, Afrika Selatan, Malaysia dan Singapura.
Dengan kapasitas produksi seperti itu, omzet Rumah Anyamandiri kini mencapai sekitar Rp35 juta per bulan.
“Saya tetap fokus ingin membawa produk kami bisa dipasarkan ke luar negeri.”
” Semoga dengan adanya bantuan dan pendampingan dari BRI, harapan tersebut bisa terwujud.”
“Kami juga berharap BRI sering memberikan pelatihan bagi kami, baik di luar Makassar maupun di luar negeri, sehingga para perajin Rumah Anyamandiri semakin berdaya dan bisa menghasilkan produk yang lebih baik dan berkualitas lagi,” pungkas Elsa.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa BRI memiliki komitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM lewat program Klasterkuhidupku.
Hingga nantinya, UMKM yang tumbuh dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha di daerah lain.
“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya dengan memberikan modal usaha, tetapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya, sehingga UMKM dapat tumbuh dan berkembang,” jelas Supari.***