HALLOKALTIM.COM – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Kalimantan Timur Irwan Fecho menyatakan elektotanilitas Anies Baswedan di Kaltim juga tidak signifikan.
Karena sedari awal Demokrat Kaltim melihat masyarakat lebih memilih secara rasional.
Artinya elektoral Demokrat di Kaltim juga tidak terganggu adanya keputusan Anies Baswedan yang menurut mereka sebagai bentuk pengkhianatan.
“Manuver politik ini kami nilai tidak akan berdampak apa-apa di Kaltim karena pemilih Kaltim juga rasional,” ujar Irwan Fecho.
Baca Juga:
Turnamen Spektakuler BDMNTN-XL Hadir di Jakarta, Saksikan Pertandingan Bintang Dunia Oktober Ini!
Kader Partai Demokrat di daerah telah berhenti menyosialisasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.
Baca artikel lainnya di sini: Partai Demokrat Umumkan 2 Keputusan Resmi, Salah Satunya Mencabut Dukungan Capres Anies Baswedan
Keputusan tersebut, menurut Irwan, sesuai dengan perintah dari DPP Partai Demokrat kepada semua kader di daerah.
Sebagai pernyataan sikap peristiwa politik terbentuknya koalisi baru dengan masuknya Muhaimin Iskandar sebagai pasangan Anies Baswedan.
Baca Juga:
Sertifikasi Kompetensi BNSP Gratis Jadi Daya Tarik Naker Fest 2024, Ribuan Pekerja Antusias Daftar
Pemindahan ASN ke Ibu Kota Nusantara Ditunda, Begini Penjelasan Menteri PAN – RB Abdullah Azwar Anas
“Kami menerima instruksi dari DPP agar segera berhenti menyosialisasikan Anies Baswedan sebagai capres berikut juga atribut.”
“Ada beberapa titik baliho di Kaltim, tetapi tidak banyak, yang kini mulai berhenti untuk dipajang,” kata Irwan Fecho di Samarinda, Jumat, 1 September 2023.
Menurut Irwan Fecho, kader Demokrat Kaltim merasa dikhianati oleh Anies Baswedan yang tidak jujur dalam memilih calon wakil presiden pendampingnya.
Sebelumnya, kata Irwan Fecho, Anies Baswedan telah memilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Tekankan Perlunya Mitigasi Bencana Kebakaran di IKN yang Berkonsep Forest City
Bahkan, lanjut Irwan Fecho, mantan Gubernur DKI Jakarta itu telah mengirimkan surat tangan kepada AHY untuk memintanya mendampinginya dalam Pilpres 2024.
“Keputusan ini kami nilai sepihak dan tidak menghormati dua ketua umum partai lainnya yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yaitu AHY dan Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu,” jelas Irwan Fecho.***