HALLOKALTIM.COM  – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 75 persen daerah di Indonesia masih mengalami kenaikan harga beras.

Selain beras, menurut catatan BPS, berbagai komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga

Di antaranya cabai merah, cabai rawit, telur ayam, daging ayam, hingga minyak goreng.

[related by="category" jumlah="2" mulaipos="1"]

Dari laporan mingguan yang diterima bahwa 196 daerah yang melaksanakan operasi pasar.

Masih sekitar 250 daerah yang belum melaksanakan operasi pasar tersebut.

Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir menyampaikan hal tersebut dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (13/3/2024)

[related by="category" jumlah="2" mulaipos="3"]

Baca artikel lainnya di sini : Usai Beraksi Sebanyak 16 Kali, Pasutri Pelaku Pencurian di Minimarket Tangerang Ditangkap Polisi

Untuk mengendalikan harga beras yang mengalami kenaikan, Kemendagri meminta pemerintah daerah melakukan operasi pasar.

“Penjelasan dari Bulog bahwa stok beras kita di seluruh daerah merata dan cukup.”

[related by="category" jumlah="2" mulaipos="5"]

Lihat juga konten video, di sini:  Raja Yordania Abdullah II Beri Ucapan Selamat Ratu Reina Doakan yang Terbaik untuk Prabowo Subianto

“Namun demikian, dari laporan mingguan yang kita terima bahwa 196 daerah yang melaksanakan operasi pasar.”

“Jadi kurang lebih masih sekitar 250 daerah yang belum melaksanakan operasi pasar tersebut,” kata Tomsi.

[related by="category" jumlah="2" mulaipos="7"]

“Mayoritas 65 persen belum melaksanakan operasi pasar, ini 196 pemda yang melaksanakan operasi pasar, mulai dari Aceh Singkil sampai dengan Pulau Taliabu.”

“Daerah-daerah yang lain tidak melaporkan melaksanakan operasi pasar, padahal stoknya cukup, kemudian harga naik.”

“Mohon untuk teman-teman kepala daerah bisa menjadi lebih perhatian terhadap pelaksanaan operasi pasar ini,” tegasnya.

[related by="category" jumlah="2" mulaipos="9"]

Tomsi mewanti-wanti seluruh pemda agar jangan sampai dari minggu ke minggu mendekati perayaan Idul Fitri, harga komoditas, khususnya beras, belum terkendali.

Dia juga meminta pihak Bulog untuk melakukan jemput bola dalam berkoordinasi dengan kepala daerah.

Hal ini agar kepala daerah tidak hanya menerima laporan dari staf, tetapi juga melakukan pengecekan kembali ke lapangan.

[related by="category" jumlah="2" mulaipos="11"]

“Bagi teman-teman yang khususnya kepala daerahnya Pj (penjabat) ini merupakan peringatan pertama dan kami akan evaluasi sampai tiga kali.”

“Kalau memang berturut-turut tidak ada laporannya berarti teman-teman tidak bekerja di sana,” ungkap Tomsi.

Tomsi berharap pengawasan terhadap kenaikan harga bahan pokok penting semakin diperkuat.

[related by="category" jumlah="2" mulaipos="13"]

Satgas Pangan di daerah dibantu pemangku kepentingan terkait perlu terus berupaya melaksanakan langkah-langkah pengendalian.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Juga mendeteksi kenaikan, dan melakukan tindakan secara langsung, termasuk dengan melakukan gerakan menanam.

“Terutama daerah-daerah yang cabainya pada hari ini sudah pada titik mendekati 100 ribu rupiah bisa dapat mengatasinya dan tidak terus berulang.”

“Di situlah letak kepiawaian teman-teman kepala daerah untuk mengantisipasi dalam hal cabai ini,” tambahnya.***

Artikel di atas juga sudah dìterbitkan di portal berita nasional ekonomi dan bisnis Pangannews.com

Sempatkan juga untuk. membaca artikel menarik lainnya, di portal berita Helloidn.com dan Pangannews.com

Untuk kebutuhan publikasi press release di portal berita ini, atau serentak di puluhan media online lainnya, dapat menghubungi (WhatsApp) Jasasiaranpers.com:
08531 555 778808781 555 778808191 555 77880811 115 7788.