BISNISNEWS.COM – Survei New Indonesia Research & Consulting menunjukkan elektabilitas Gerindra terus membayangi PDI Perjuangan.
Hal ini seiring dengan makin ketatnya persaingan antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo dalam bursa capres.
Berdasarkan hasil survei terbaru New Indonesia, PDIP berada di urutan pertama dengan elektabilitas 17,8 persen, disusul Gerindra 17,4 persen, terpaut 0,4 persen.
“Persaingan antara PDIP dan Gerindra semakin ketat,” kata Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono.
Baca Juga:
Usai Difitnah Selingkuh, Penyanyi Cantik Mahalini Raharja. Akhirnya Buka Suara Tentang Perasaannya
“Sedangkan partai-partai dari poros perubahan masih stabil,” kata Andreas Nuryono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 26 September 2023.
Baca artikel lainnya di sini: Prabowo Subianto Ceritakan Proses Bangun Gerindra, dari Jual Aset Pribadi sampai Mampu Self Financing
Andreas Nuryono mengatakan Partai Gerindra terus menikmati coattail effect (kecenderungan seorang pemimpin partai politik populer untuk menarik suara kandidat lain) dari tingginya elektabilitas Prabowo Subianto .
“Terus melejitnya Prabowo dalam bursa capres mendorong pergerakan elektabilitas Gerindra hingga menempel ketat PDIP,” ujarnya.
Baca Juga:
Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok dan India Terbesar, Ekonomi Asia Pasifik 2024 Tumbuh Sebesar 5 Persen
KPK Geledah Rumah Milik Mantan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak
Sedangkan elektabilitas Ganjar yang baru mulai pulih setelah sempat anjlok akibat heboh Piala Dunia U20, namun belum cukup kuat.
Untuk mengungkit elektabilitas PDIP kembali ke posisi tertinggi yang diraih pada bulan Maret 2023, yakni sebesar 19,1 persen.
Saat ini Prabowo Subianto masih menjadi favorit dalam bursa capres, dan Gerindra juga membidik posisi sebagai partai terfavorit.
Jika tren tersebut terus berlanjut, bukan tidak mungkin Gerindra akan menyalip PDIP dan keluar sebagai partai pemenang Pemilu 2024.
Baca Juga:
Padahal PDIP bertekad untuk mengulang kembali kemenangan yang pernah diraih dua kali berturut-turut.
“Melambungnya kekuatan Prabowo yang berbuah pada lonjakan elektabilitas Gerindra mengancam upaya PDIP untuk mencetak hattrick,” ujar Andreas Nuryono.
Kubu Prabowo Subianto maupun Ganjar masih belum memutuskan siapa cawapres yang bakal mendampingi sang capres.
Padahal waktu kurang dari satu bulan menuju pendaftaran pasangan capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU),
Bahkan mencuat wacana untuk menggabungkan keduanya dalam satu koalisi besar.
“Berlarut-larutnya pembahasan nama cawapres melahirkan spekulasi bahwa PDIP dan Gerindra kemungkinan berkoalisi, memasangkan Prabowo dan Ganjar,” kata Andreas Nuryono.
Jika koalisi besar terwujud, maka sebagian besar partai akan bergabung, menjadikannya sebagai koalisi yang sangat besar.
Selain PDIP dan Gerindra, di dalamnya ada Golkar (8,4 persen), Demokrat (6,7 persen), PSI (6,0 persen), PAN (2,4 persen) dan PPP (2,2 persen).
Selain itu ada partai seperti Perindo (1,6 persen), Gelora (1,3 persen), PBB (0,7 persen), Hanura (0,4 persen), dan Garuda (0,0 persen).***